Minggu, 07 November 2021

MENELADANI KEPRIBADIAN ROSULULLAH SAW.

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV

 Guru Pembimbing: Akhmad Rudi Masrukhin, M.Pd


Nabi Muhammad Saw. mempunyai tugas untuk menyeru kepada umatnya agar menyembah Allah Swt. Untuk menyampaikan tugas yang diembannya, beliau mempunyai kepribadian yang sempurna. Akhlaknya adalah akhlak Al-Qur’an. Sehingga Nabi Muhammad Saw. di sebut sebagai rahmat bagi seluruh alam. Beliau terkenal dengan sifat-sifat dan kepribadian yang mulia.

Nabi Muhammad SAW. sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam

Nabi Muhammad saw. merupakan seorang yang sopan dan santun dalam bertutur kata. Beliau jujur dan tidak pernah berdusta serta luhur budi pekertinya. Beliau tidak pernah membeda-bedakankan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Nabi Muhammad saw. mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia. Beliau memiliki budi pekerti yang agung. Seperti tersebut dalam firman Allah Surat al-Qalam/68:4.

Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.(Qs. Al-Qalam/68:4)

Ketika kaum kafir Quraisy menuduhnya gila, beliau tidak marah beliau tetap teguh, tenang dan sabar. Beliau berhasil dalam berdakwah karena mampu menahan diri ketika menerima celaan dan makian dari kaum kafir Quraisy. Allah swt. telah mengutamakan dan menyempurnakan sifat dalam diri Nabi Muhammad saw.. Sehingga beliau pantas menjadi teladan semua umat manusia. Nabi Muhammad saw. telah terbiasa santun dalam menyampaikan kebenaran.

Apa yang dapat kita teladani dari kepribadian Nabi Muhammad saw ?

  • Pertama; santun dalam bicara

Dalam tutur kata Nabi Muhammad saw. Selalu mengedepankan kefasihan dan keindahan. Tidak berbicara spontan namun penuh dengan persiapan. Nabi Muhammad saw. terkenal sebagai orang yang paling fasih bahasanya, baik ucapannya dan teratur penjelasannya.

  • Kedua; santun dalam perbuatan

Nabi Muhammad saw. selalu mengajarkan agar kita bersikap santun terhadap sesama, saling menghormati dan mengasihi. Beliau mengajarkan kepada kita untuk memperbanyak sedekah dan membantu terhadap orang yang sedang mengalami kesulitan serta peduli terhadap penderitaan anak  yatim piatu, para janda yang lemah, dan orang-orang miskin.

  • Ketiga; santun dalam pengambilan keputusan

Dalam pengambilan keputusan Nabi Muhammad saw. berpegang teguh pada petunjuk dari Allah swt. Beliau tidak pernah salah dalam menentukan sikap karena beliau adalah orang yang bijaksana dalam segala hal.

  • Keempat; santun ketika berhadapan dengan orang yang membencinya

Meskipun Nabi Muhammad saw. selalu dihina, dicemooh, dicaci-maki, dianggap sebagai orang gila, dilempari kotoran, berulang kali ingin dibunuh, namun beliau tetap pemaaf, tidak pernah ada dendam dalam diri beliau.

Sifat-sifat mulia apa saja yang wajib dimiliki Nabi Muhammad saw. ?

  • Pertama Siddiq

Siddiq artinya jujur dan benar. Nabi Muhammad saw memiliki sifat yang jujur dan benar dalam setiap kata dan perbuatan. Sehingga Nabi Muhammad saw. mustahil bersifat kizif yang berarti berdusta.

  • Kedua Amanah
    Amanah artinya terpercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah masyarakat Makkah memberi gelaran kepada Nabi Muhammad dengan gelaran Al-Amin yang bermaksud jujur dan terpercaya, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Nabi Muhammad saw. Mustahil bersifat khianat yang artinya menghianati amanah yang dipercayakan kepadanya.
  • Ketiga Tablig
    Tabligh artinya menyampaikan. Seorang Nabi dan Rasul berkewajiban menyampaikan perintah dan larangan Allah swt. Maka mustahil bersifat kitman atau menyembunyikan pesan Allah.

Keempat Fatonah

Fathonah artinya bijaksana dan cerdas. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat baladah atau bodoh. 

Senin, 13 September 2021

 LANGKAH ETIK DALAM MEMFASILITASI HP ANAK

Oleh: Akhmad Rudi Masrukhin

"Anakku harus bahagia, lebih dari masa laluku", gumam salah satu orang tua.

Benar, orang tua memang memiliki hak serta 1001 cara untuk membahagiakan anak, namun bukan berarti menuruti keinginannya dengan membabi buta tanpa mempertimbangkan asas kebutuhan dan pendidikan.

Tren masalah orang tua saat ini adalah badai digitalisasi ruang aktual bagi anak yang sulit dibendung. HP atau smartphone-lah yang kini nyaris menggantikan peran alam dan sosial sebagai media aktifitas mereka.

Para pakar sepakat, bahwa penggunaan perangkat tersebut benar-benar harus dibatasi penggunaannya berdasarkan usia dan konten.

Hal yang paling penting jika kita hendak memfasilitasi perangkat digital anak, sebaiknya memperhatikan sikap seperti di bawah ini:

  1. Tidak mengikrarkan HP sebagai milik mutlak anak. Hal ini menyebabkan anak sulit dikendalikan. Karena dia bakal berfikir, "HP saya, ya apa kata saya".
  2. Lebih baik HP tidak beli dari tabungan anak. Karena hal itu akan berakibat seperti di atas.
  3. Membuat kontrak etik sebelum anak difasilitasi perangkat dengan membuat jadwal aktifitas harian semisal: sholat, belajar, mengaji, bermain, dst. Nah, dari situ orang tua akan memiliki dasar untuk mengingatkan kewajiban yang telah disepakati.
  4. Sebaiknya jika orang tua hendak memfasilitasi HP, atur sebagai bentuk apresiasi. Semisal, "karena kakak dalam 1 tahun rajin sholat dan genap lima waktu, maka bapak kasih hadiah fasilitas HP". Dan ini berlaku untuk apresiasi dengan bentuk hadiah yang lain.
  5. Lebih baik menghindari janji-janji, karena jika keseringan akan menyebabkan pola pikir transaksional bagi anak. Artinya, segala macam usaha harus terdapat imbalannya. Ingat-kan, bagaimana perbedaan cita rasa antara kejutan apresiasi dan janji ?
Bagaimanapun juga, status orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak, berkeinginan membangun pondasi karakter dan akhlak yang baik. Hal itu sebagai modal awal terwujudnya pribadi yang shalih dan bertanggungjawab kelak.

Rabu, 26 Mei 2021

MATERI QURBAN UNTUK KELAS 5 SEMESTER 2

 


I.          Pengertian

Qurban bahasa arabnya adalah  الأضحية (al-udhiyah) diambil dari kata أَضْحَى (adh-ha).
 Makna أَضْحَى (adh-ha) adalah permulaan siang setelah terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering kita gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha  di saat  terbitnya matahari hingga menjadi putih cemerlang.
 
Adapun  الأضحية (al-udhiyah / qurban) menurut syariat adalah sesuatu yang disembelih dari binatang ternak yang berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik  adalah hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ   (رواه الدارقطنى و البيهقى(
“Semua hari-hari Tasyriq adalah (waktu) menyembelih qurban” (HR. Ad-Daruquthni dan Al Baihaqi didalam As-Sunanul Kubro)
II.        Hukum Qurban
Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama adalah sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama dan yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus digalakkan.
Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah  qurban datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW adalah wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau.
III.       Waktu Menyembelih Qurban
Waktu menyemblih qurban  itu diperkirakan dimulai dari  : Setelah terbitnya matahari di hari raya  qurban dan setelah selesai 2 roka’at  sholat hari raya idul adha ringan dan 2 khutbah ringan (mulai matahari terbit + 2 rokaat + 2 khutbah), maka tibalah waktu untuk menyemblih qurban.  Bagi yang tidak melakukan sholat hari raya ia harus  memperkirakan dengan perkiraan tersebut atau menunggu selesainya  sholat  dan khutbah dari masjid yang ada di daerah tersebut atau sekitarnya. Dan waktu menyembelih qurban berakhir saat terbenamnya matahari di hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah.
Sebaik-baik waktu menyembelih qurban adalah  setelah sholat dan khutbah hari Idul Adha.
عَنِ البَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ تَمَّ نُسُكُهُ، وَأَصَابَ سُنَّةَ المُسْلِمِينَ  (رواه البخارى : 5545(
Dari Barra’ bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah shalat Idul Adha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunnah kaum muslimin.”
(HR. Bukhari no. 5545)
IV.       Syarat Orang Yang Berqurban
1.         Seorang muslim / muslimah
2.         Usia baligh
Baligh ada 3 tanda, yaitu :
a.         Keluar mani (bagi anak laki-laki dan perempuan) pada  usia 9 tahun hijriah.
b.         Keluar darah haid usia 9 tahun hijriah (bagi anak perempuan)
c.         Jika tidak keluar mani dan tidak haid maka di tunggu hingga umur 15 tahun. Dan jika sudah                   genap 15 tahun maka ia telah baligh dengan usia yaitu usia 15 tahun
Dan jika ada anak yang belum baligh maka tidak diminta untuk melakukan kurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama anak tersebut.
3.         Berakal , maka orang gila tidak diminta untuk melakukan kurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama orang gila tersebut.
4.         Mampu
Mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal untuk dirinya dan keluarganya di hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.
Maka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut, sunnah baginya untuk melakukan ibadah qurban.
V.        Macam-Macam Binatang Yang Boleh Dijadikan Qurban
1.         Unta, diperkiraan umurnya 5 – 6 tahun.
2.         Sapi, atau kerbau diperkirakan umurnya2 tahun ke atas.
3.         Kambing / doba dengan bermacam- macam jenisnya, diperkirakan umurnya 1- 2 tahun.
VI.       Himbauan Pemilihan Bintang Qurban
Dihimbau ( tapi tidak wajib) :
-          Gemuk dan Sehat, dengan warna apapun.
VII.     Sifat-sifat Binatang yang Tidak Boleh Dijadikan Qurban
1.         Bermata sebelah / buta
2.         Pincang yang sangat
3.         Yang amat kurus, karena penyakit.
4.         Berpenyakit yang parah
وَعَنِ اَلْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: - "أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ اَلْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَ وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي"  ( رَوَاهُ اَلْخَمْسَة. وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان (
Dari Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, "Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.”
( Dikeluarkan oleh yang lima (empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban )
Keterangan :
Boleh berqurban dengan kambing / sapi/ unta BETINA.
Harap diperhatikan : Banyak masyarakat yang menganggap bahwa qurban dengan sapi /kambing /unta betina adalah tidak sah.
VIII.    Kesunahan Dalam Menyembelih Qurban 
1.         Dalam keadaan bersuci
2.         Menghadap qiblat
3.         Membaca :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ....
 “بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَكَ....
Dan setelah itu berdoa :  
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّى ....
Kalau untuk mewakili nama orang  :
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ (disebut namanya) ....
4.         Kesunnahan lain saat menyembelih qurban,  hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah tanggal 1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut atau kukunya, seperti  yang disabdakan Nabi SAW :
إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ  (رواه مسلم(
“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.”  (H.R. Muslim)
5.         Jika bisa, menyembelih sendiri bagi yang mampu.
6.         Mempertajam kembali pisaunya
7.         Mempercepat cara penyembelihan
8.         Membaca Bismillah dan Takbir (seperti yang telah disebutkan) sebelum membaca doa.
9.         Di depan warga, agar semakin banyak yang mendo’akannya.
10.       Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar) disunnahkan bagi yang nadzar untuk mengambil bagian  dari daging qurban biarpun hanya sedikit.
IX.      Cara Membagi  Daging Qurban
-          Jika qurban wajib karena nadzar : Maka semua dari daging qurban harus dibagikan kepada fakir miskin. Dan jika orang yang berqurban atau orang yang wajib dinafkahinya ikut makan, maka wajib baginya untuk menggantinya sesuai dengan yang dimakannya.
-          Adapun jika qurban sunnah : Maka tidak disyaratkan sesuatu apapun dalam pembagiannya, asalkan ada bagian uintuk orang fakir miskin, seberapaun bagian tersebut. Dan dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3 bagian. 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk dihidangkan tamu, 1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Dan semakin banyak yang dikeluarkan tentu semakin besar pahalanya. 
X.        Hukum Menjual Daging Qurban
Hukum menjual daging  qurban adalah harom sebelum dibagikan. Adapun  jika daging qurban sudah dibagi dan diterima, maka bagi si fakir yang menerima daging tersebut boleh menjualnya dan juga boleh menyimpannya.  Begitu juga kulitnya, tidak diperkenankan untuk dijual atau dijadikan upah bagi yang menyembelih, akan tetapi bagi seorang tukang sembelih boleh menerima kulit  serta daging qurban sebagai bagian haknya  akan tetapi tidak boleh daging dan kulit tersebut dijadikan upah.
-----
Dokumentasi: SDNU Bagorejo 01

Rabu, 14 Oktober 2020

BAB 2: SHOLAT JAMA' DAN QASHAR (Kelas 3)


 

BAB 2

SHOLAT JAMA’ DAN QASHAR

 

A.      Ketentuan Shalat Jama’ Qashar

1.       Sholat Jama’

a.       Pengertian Sholat Jama’

Shalat Jama’ artinya shalat yang dikumpulkan. Maksudnya adalah dua shalat fardhu dikerjakan dalam satu waktu, misalnya shalat dhuhur dengan ashar, maghrib dengan isya’. Shalat yang boleh di jama’ adalah shalat dhuhur, ashar, maghrib, dan isya’. Sedangkan shalat shubuh tidak boleh di jama’.

Bagi orang yang dalam perjalanan diperbolehkan menjama’ shalat dengan syarat: Bukan perjalanan maksia, jaraknya jauh, sekurang-kurangnya sekitar 80km (16 Farsakh) atau lebih.

 

b.      Tata cara Sholat Jama’   

Shalat jama’ dapat dilaksanakan dengan dua cara:

1)      Jama’ Taqdim, ( jama’ yang didahulukan), yakni menjama’ dua sholat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menajama’ sholat dhuhur dengan ashar, dikerjakana pada waktu dhuhur ( 4 rakaat sholat dhuhur dan 4 rakaat sholat ashar) atau menjama’ sholat maghrib dengan sholat isya’ dilaksanakan pada waktu maghrib ( 3 rakaat sholat maghrib dan 4 rakaat sholat isya’). Misalnya sholat dhuhur dengan ashar, sholat dhuhur dahulu empat rakaat kemudian ashar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu dhuhur.

Tata caranya sebagai berikut:

1.       Berniat sholat dhuhur dengan jama’ taqdim. Bila dilafalkan yaitu:

اُصَلَّى فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَقْدِيْمًا مَعَ الْعَصْرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

“Saya niat sholat dhuhur empat rakaat di gabungkan dengan sholat ashar dengan jama’ taqdim karena Allah Ta’ala”

 

2.       Takbiratul ihram

3.       Sholat dhuhur empat rakaat seperti biasa

4.       Salam

 

5.       Berdiri lagi dan berniat sholat yang kedua (ashar). Jika dilafalkan sebagai berikut:

اُصَلَّى فَرْضَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَقْدِيْمًا مَعَ الظُّهْرِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Saya niat sholat ashar empat rakaat di gabungkan dengan sholat dhuhur dengan jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.

6.       Takbiratul ihram

7.       Sholat ashar empat rakaat seperti biasa

6.   Salam

 

2)       Jama’ Ta’khir, (jama’ yang diakhirkan), yakni menjama’ dua sholat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjama’ sholat dhuhur dengan ashar, dikerjakan pada waktu ashar atau menjama’ sholat maghrib dengan isya’ dilaksanakan pada waktu isya’.Misalnya sholat maghrib dengan isya’, boleh sholat maghrib dulu tiga rakaat kemudian sholat isya’ empat rakaat, dilaksanakan pada waktu isya’.

Tata caranya sebagai berikut:

1.       Berniat menjama’ sholat maghrib dengan jama’ ta’khir. Bila dilafalkan yaitu:

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأْخِيْرًا مَعَ الْعِشَاءِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Saya niat sholat maghrib tiga rakaat digabungkan dengan sholat isya’ dengan jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.

 

2.       Takbiratul ihram

3.       Sholat maghrib tiga rakaat seperti biasa

4.       Salam

5.       Berdiri lagi dan berniat sholat yang kedua (isya’). Jika dilafalkan sebagai beerikut:

اُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأْخِيْرًا مَعَ الْمَغْرِبِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

“Saya niat sholat isya’ empat rakaat digabungkan dengan sholat maghrib dengan jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala”

6.       Takbiratul ihram

7.       Sholat isya’ empat rakaat seperti biasa

8.       Salam

 

2.       Sholat Qashar

 

a.       Pengertian Sholat Qashar

Sholat qashar adalah sholat yang bilangan rakaatnya diringkas yaitu sholat fardhu yang empat rakaat diringkas menjadi dua rakaat.

Mengqashar sholat hukumnya diperbolehkan, bahkan lebih diutamakan bagi orang yang dalam perjalanan. Allah swt berfirman:

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِى الْاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلَوةِ...

Artinya:

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sholatmu” (QS. An-Nisaa: 101).

 

b.      Syarat Sholat Qashar

Orang yang dalam perjalanan atau bepergian jauh (musafir), diperbolehkan mengqashar sholat dengan syarat:

1)      Bukan perjalanan maksiat.

2)      Jaraknya jauh, sekurang-kurangnya sekitar 80km atau lebih.

3)      Shalat yang diqashar hanya sholat yang 4 rakaat saja yaitu dhuhur, ashar, dan isya. Sedangkan sholat shubuh dan magrib tidak boleh diqashar.

4)      Berniat qashar ketika takbiratul ihram.

5)      Tidak bermakmum pada orang yang bukan musafir.

 

 

c.       Praktik Sholat Jama’ Qashar

Ketika sedang dalam perjalanan jauh atau bepergian, Allah swt, memberikan keringanan (rukshoh) bagi kita dalam mengerjakan sholat. Keringanan yang Allah berikan sebaiknya kita manfaatkan karena Allah swt menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita dalam menjalankan ibadah kepada-Nya.

Allah swt berfirman:

...يُرِيْدُ اللَهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ...

Artinya:

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. Al Baqarah: 185)

 

1.       Cara Mengerjakan Sholat Jama’.

Ada dua macam cara mengerjakan sholat jama’ yaitu:

a.       Jama’ Taqdim

Jama’ taqdim yaitu mengerjakan dua sholat fardhu pada waktu sholat fardhu yang pertama. Misal sholat dhuhur dengan sholat ashar dikerjakan diwaktu dhuhur, sholat magrib dengan isys dikerjakan diwaktu magrib secara berturut-turut, tidak boleh diselingi sholat sunnah atau perbuatan lainnya.

 

b.      Jama’ Ta’khir

Jama’ ta’khir yaitu mengerjakan dua sholat fardhu pada waktu sholat fardhu yang kedua. Misalnya sholat dhuhur dengan sholat ashar dikerjakan diwaktu ashar dan sholat magrib dengan sholat isya dikerjakan diwaktu isya secara berturut-turut tidak boleh diselingi sholat sunnah atau perbuatan lainnya.

 

2.       Cara Mengerjakan Sholat Qashar.

Cara mengerjakan sholat qashar yaitu dengan meringkas sholat fardhu yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Jadi sholat yang bisa diqashar hanyalah sholat dhuhur, ashar, dan isya. Gerakan dan bacaan sholat qashar dikerjakan seperti sholat dua rakaat biasa.

 

3.       Cara Men-Jama’ sekaligus Men-Qashar

Cara mengerjakan shalat qashar yaitu dengan meringkas shalat fardhu yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Jadi shalat yang bisa diqashar hanyalah shalat Dzuhur, Ashar dan Isya. Gerakan dan bacaan shalat qashar dikerjakan seperti shalat dua rakaat biasa.bersama-sama artinya kita mengerjakan dua shalat fardhu dalam satu waktu sekaligus meringkas bilangan rakaatnya.

Adapun yang perlu diingat pada cara mengerjakannya adalah dengan mengerjakan shalat tersebut secara berturut-turut, maksudnya setelah selesai salam shalat yang pertama kita langsung mengerjakan shalat yang kedua dengan tidak boleh diselingi shalat sunnah ataupun perbuatan lainnya.

 

4.       Niat shalat Jama’ dan Qashar

a.       Lafadz niat shalat Dhuhur jama’ taqdim dan qashar.

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا مَعَ الْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّه تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Dhuhur dua rakaat qashar jama’ dengan Ashar, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.

 

b.      Lafadaz niat shalat Ashar jama’ taqdim dan qashar.

أُصَلِّى فَرْض الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَى الظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّه تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Ashar dua rakaat qashar jama’ dengan Dhuhur, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.

 

c.       Lafadz niat shalat Maghrib jama’ taqdim.

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا مَعَ الْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat jama’ dengan Isya’, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.

 

d.      Lafadz niat shalat Isya’ jama’ taqdim dan qashar.

أُصَلِّى فَرْض الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَى الْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلَّه تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Isya’ dua rakaat qashar jama’ dengan Maghrib, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.

 

e.      Lafadz niat shalat Dhuhur jama’ ta’khir dan qashar.

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَى الْعَصْرِ جَمْعَ تَأخِيْرِ لِلَّه تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Dhuhurdua rakaat qashar jama’ dengan Ashar, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.

 

c.       Lafadz niat shalat Ashar jama’ ta’khir dan qashar.

أُصَلِّى فَرْض الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا مَعَ الظُّهْرِ جَمْعَ تَأخِيْرِ لِلَّه تَعَالى

Saya niat shalat fardhu Ashar dua rakaat qashar jama’ dengan Dhuhur, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.

 

d.      Lafadz niat shalat Maghrib jama’ ta’khir.

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَى الْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرِ للهِ تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Maghribtiga rakaat jama’ dengan Isya’, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.

 

e.      Lafadz niat shalat Isya’ jama’ ta’khir dan qashar.

أُصَلِّى فَرْض الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا مَعَ الْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأخِيْرِ لِلَّه تَعَالَى

Saya niat shalat fardhu Isya’dua rakaat qashar jama’ dengan Maghrib, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.

 

Minggu, 13 September 2020

MATERI FIQIH KELAS IV SDNU: ZAKAT

 

MATERI: ZAKAT

KELAS IV SDNU BAGOREJO 01
Oleh: Akhmad Rudi Masrukhin
rudyadly@gmail.com

 

Pengertian dan Hukum Zakat

Zakat menurut bahasa adalah tumbuh, berkembang. Sedangkan menurut istilah zakat adalah kewajiban pada harta tertentu untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya dengan ketentuan dan waktu tertentu. Hukum mengeluarkan zakat adalah fardhu ‘ain sebagaimana Firman Allah Swt:

 

وَأَقِيمُوْا الصَّلَوةَ وَءَاتُوا الزَّكَوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ .البقرة:٤٣

 

اِنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُواالصّلِحتِ وَأَقامُوْاالصَّلوةَ وَءَاتُوْا الزَّكَوةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَخَوفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ. .البقرة:٢٧٧

Artinya:

Dan laksanakanlah shalat,tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang orang yang rukuk. (Al Bqarah: 43)

Sungguh orang orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi tuhanya . tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (Al Baqarah: 277)

 

Macam-macam Zakat

Zakat fitrah, yaitu zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadlan. Besar zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.

Zakat harta mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasilternak, hartatemuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

 

Pengertian dan Hukum Zakat Fitrah

Fitrah secara bahasa berarti bersih atau suci. Menurut istilah zakat fitrah adalah sejumlah harta berupa makanan pokok yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim menjelang hari Idul Fitri dengan tujuan membersihkan jiwa dengan syarat tertentu dan rukun tertentu. Melaksanakan zakat fitrah hukumnya fardhu ‘ain atau wajib atas setiap muslim dan muslimah..

 

Rukun Zakat Fitrah

Adapun rukun zakat fitrah sebagaimana berikut:

a.        Niat

b.       Ada pemberi zakat fitrah (muzaki)

c.        Ada penerima zakat fitrah (mustahik)

d.       Ada barang atau makanan pokok yang dizakatkan.

 

Syarat Wajib Zakat Fitrah

a.        Islam

b.       Masih hidup pada waktu terbenam matahari pada malam hari raya Idul Fitri.

c.        Mempunyai kelebihan makanan, baik untuk dirinya maupun keluarga.

d.       Berupa makanan pokok penduduk setempat

 

Tata Cara Zakat Fitrah

Ukuran zakat fitrah yakni, benda yang dapat dipergunakan untuk membayar zakat fitrah adalah bahan makanan pokok daerah setempat. Sebagai contoh daerah yang makanan pokoknya beras, maka membayar zakat fitrah adalah beras. Sedangkan ukurannya adalah setara dengan 3,1 liter atau 2,5 kg beras. Tetapi dapat juga diganti dengan uang yang besarnya sama dengan harga beras.

 

Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah

Waktu yang diperbolehkan, yaitu sejak awal bulan Ramadhan sampai akhir bulan Ramadhan. Waktu yang diutamakan, yaitu mulai terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan. Waktu yang lebih baik, yaitu dilaksanakan setelah sholat subuh sebelum pergi melaksanakan shalat Idul Fitri. Waktu yang tidak diperbolehkan, yaitu membayar zakat fitrah setelah shalat Idul Fitri, karena dianggap sebagai shadaqah biasa.

 

Mustahik Zakat Fitrah

Menurut pendapat ulama yang kuat, mustahik zakat fitrah hanya 2 golongan, yaitu fakir miskin yang tidak mempunyai harta dan tidak mampu berusaha/ bekerja mencari nafkah. Sedangkan menurut jumhur ulama, zakat fitrah termasuk zakat mal, oleh karena itu sistem penyalurannya mengikuti zakat maal sehingga yang berhak menerimanya adalah 8 golongan.


Akibat Orang yang Tidak Mengeluarkan Zakat Fitrah

Diantara akibat orang yang tidak mengeluarkan zakat fitrah, yaitu:

a.        Mendapatkan dosa, karena zakat fitrah hukumnya wajib.

b.       Puasa ramadhan yang dilaksanakan tidak sempurna

c.        Menjadi orang yang tidak pandai bersyukur.

d.       Memakan hak/ bagian orang lain

e.        Membentuk sifat kikir dan bakhil dalam dirinya.

f.        Disempitkan rizkinya.

 

Pengertian Zakat Maal

Zakat maal adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki seseorang karena sudah nishab (batasan jumlah harta) dan haul (batasan waktu memiliki harta) sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Tujuan utama zakat maal adalah untuk membersihkan harta yang dimiliki seseorang.

Firman Allah Swt

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ١٠٣

Artinya:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Baqarah: 103)

Dari ayat di atas diketahui bahwa zakat memiliki fungsi : membersihkan manusia dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda, menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati manusia, dan memperkembangkan harta benda.

 

Rukun Zakat Maal

Zakat maal wajib dikeluarkan apabila telah terpenuhi rukunnya, yaitu:

a.        Niat

b.       Pemberi zakat (muzaki)

c.        Penerima zakat (mustahik)

d.       Harta yang dizakatkan

 

Syarat Wajib Zakat Maal

Adapun syarat wajib zakat maal sebagaimana berikut:

a.        Islam

b.       Berakal sehat

c.        Merdeka

d.       Milik sendiri dan berkuasa penuh menggunakannya.

e.        Mencapai nishab.

f.        Mencapai satu tahun (al-haul)

 

Harta yang Wajib Dizakati

a.        Binatang ternak

b.       Emas, perak dan uang

c.        Hasil pertanian dan buah-buahan

d.       Rikaz (temuan)

e.        Harta perniagaan

f.        Penghasilan dan profesi

 

Akibat Buruk Orang yang Tidak Mengeluarkan Zakat Maal

Akibat buruk orang yang tidak mengeluarkan zakat maal, antara lain :

a.        Berdosa besar

b.       Tercela dalam pandangan Allah dan sesama manusia.

c.        Terancam dengan siksa neraka.

 

Mustahik Zakat Maal (Harta)

Mustahik zakat adalah orang-orang yang berhak menerima zakat, baik zakat fitrah maupun zakat maal. Orang yang berhak menerima zakat dibagi menjadi delapan golongan.

۞إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلۡفُقَرَآءِ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡعَٰمِلِينَ عَلَيۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَٰرِمِينَ وَفِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۖ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ ٦٠

Artinya:

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Baqarah: 60)

 

Menurut ayat di atas mustahik zakat harta ada 8 golongan yaitu :

a.        Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

b.       Miskin adalah orang yang mempunyai penghasilan tetapi tidak mencukupi kebutuhan hidupnya

c.        Amil yaitu orang yang mengumpulkan, mengelola dan membagikan zakat

d.       Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam

e.        Riqob adalah orang yang dirampas hak kebebasannya (hamba sahaya/ budak)

f.        Ghorim yaitu orang muslim yang terjerat hutang sedang mereka tidak mampu membayarnya

g.       Sabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah

h.       Ibnu sabil yaitu orang yang sedang dalam perjalanan demi tugas agama

Demikian ringkasan materi Fiqih kelas IV ini dibuat sebagai acuan belajar di rumah. Materi ini kami ambil dari bebagai sumber materi yang relevan dan sesuai dengan kaidah fiqh Syafi’iyyah. Mudah-mudahan bermanfaat. Tetap jaga kesehatan. Ikuti protokol kesehatan Covid-19. Semoga kita diselamatkan oleh Allah SWT. Aamiin. 


MENELADANI KEPRIBADIAN ROSULULLAH SAW.

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV  Guru Pembimbing: Akhmad Rudi Masrukhin, M.Pd Nabi Muhammad Saw. mempunyai tugas untuk menyeru kepada umat...